Selasa, 28 Agustus 2012

Di TAKDIRkan BERDOSA, YA SUDAHLAH!!


Assalamu’’alaikum,,
Dalam suatu acara pengajiaan, di perkantoran terkisahlah
Salah seorang karyawan bertanya kepada Ustad pematerinya,

Karyawan : “ustad"
Ustad : “Iya..”
Karyawan : “Boleh bertanya?” #sambil, malu-malu tapi mau
Ustad :Iya” jawab Ustad singkat padat jelas, tapi kok keterangannya panjang banget..wkwkw
Karyawan : Gini, Kasih tahu gak Ya? Sambil melirik2 jamaah oh jamaah yang lainnya,,
Gini ustad, rejeki yang di dapatkan dari jalan Haram apakah dibolehkan tapi dengan dalih tidak dimakan (duit) tapi dibelikan mobil, rumah, dst..
# Tiba-tiba Kepala Karyawan yang bersangkutan memotong pembicaraan.
Bos : Ustad.. segala sesuatu sudah di atur oleh Allah dalam Lauh Mahfud kan? Berarti baik kebaikan dan keburukan itu memang sudah diatur oleh Allah, sehingga yang kita lakukan adalah berprasangka baik kepadanya,”
#memotong lagi karyawannya
Karyawan : Tapi Ustad..
Ustad : hanya tersenyum # tanda bingung

  tanda bingung ,

Suasana ceramah menjadi panas akibat perbincangan satu arah keduabelah pihak dengan argument masing-masing, dan sepertinya kedua belah pihak lagi bermasalah, miss komunikasi dalam penggunaan dana kantor..
Glek,,,!!

#CERITA INI ANGGAP SAJA FIKTIF YA
Cerita di atas mungkin merupakan pengalaman, atau bahkan bisa jadi pengamalan , bagi mereka-mereka yang sudah tidak merasa lagi yang namanya “DOSA”

 ya, hingga tak terasa dia sudah hadir disekitar kita, ataupun mungkin di diri kita,

Mengambil uang yang bukan milik kita, apakah itu sudah Takdir????

Merasakan DOsa??
Dan sebenarnya saya pun merasakan atmosfer dosa itu tadi, kok makin tua makin hampir hilang sebagaimana kita sering dapat kecaman dari kecil oleh orang tua,
Bahwa :
KALAU sudah BALIGH, sudah kena dosa dan mulai diCATAT oleh Malaikat..

Nah kan dari  Argumen si Karyawan Tadi, begitu juga Bos yang mengatasnamakan dosa nya dalam “Takdir yang terlena
Jadi bagaimana kita menyikapinya?

Nah , pas banget dalam suatu  acara Pengajian yang saya ikuti seorang peserta bertanya kepada pemateri,

Dan Saya tertegun… dengan jawaban beliau,
Kenapa?
Karena
Dijawab dengan cerita doang boz
Wah.. Amazing banget bro, mudah dicerna , renyah , bandel, Irit, gak rewel.. heee
 
Oh ya sedikit intermezzo, biasanya kalau mau bikin cerita apalagi waktu unyu2/anak-anak..

Biasanya selalu dimulai dengan kata “PADA” betul gak>
Seperti :

“Pada suatu hari
Pada hari senin
Pada suatu musim
Dan titik bengek lainnya..”

Oke deh, Biar terkesan beda dan kreatif dikit, jadi ceritanya begini
Pada suatu hari Sahabat sekaligus keponokan Nabi Muhammad SAW, Ali bin Abi Thalib menitipkan kudanya kepada seorang anak untuk dijaganya.
Setelah selesai, Syaidina Ali begitu terkejut, karena sang anak telah raib entah kemana, dilihat kudanya..

 ,
gambar kuda orang
 Alhamdulillah masih ada tapi kudanya tanpa pelana.
Kemudian beliau mencari pelana kuda yang baru ke pasar terdekat
Sampai di sana,
Beliau melihat pelana yang mirip punya beliau (Bagus sih)
ketika  melihat pelana kudanya di salah satu pedagang. Pedagang mengatakan bahwa pelana kuda itu didapatnya dari seorang anak dengan harga 20 dirham. Kemudian syaidina ali berkata – sebenarnya Aku hendak memberinya 20 dirham sebagai upahnya menjaga kudaku. . tapi dia tidak "SABAR."
nah loh?
Dalam surah Al Balad ayat 7
“dan kami telah menunjukan kepadanya dua jalan(kebaikan    dan keburukan)”

inilah JALAN YANG AKU PILIH..

Allah SWT telah menetapkan rejeki seseorang.
 Pada kisah di atas, sang anak telah ditetapkan rezekinya yakni  20 dirham di hari itu,
tapi sayang beribu  sayang si anak Tak sabar

dan memilih mendapatkan rezekinya yang 20 dirham dengan jalan yang salah.

Nah begitu juga dengan rejeki yang dimaksud oleh si BOS takdir tadi ,gimana terjawab?
Silahkan kalau ada pendapat lainnya


Read More..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...