Jumat, 20 Februari 2009

Valentine`s day adalah Hari Perzinahan Sedunia


Ada 2 malam dimana tingkat kemaksiatan begitu tinggi, yang pertama yaitu malam perayaan tahun baru dan yang kedua adalah malam Valentine. Malam perayaan tahun baru menduduki peringkat pertama karena meliputi semua segmen tua, muda, jomlo dan non jomblo, atau dengan kata lain siapa saja boleh merayakannya, malam perayaan tahun baru ini biasanya diwarnai oleh acara yang bersifat hura-hura dan tidak ketinggalan juga pesta miras, narkoba, perzinahan dan aneka rupa kemaksiatan lainnya. Posisi kedua ditempati oleh perayaan valentine, yang ini hanya dirayakan oleh yang punya pasangan saja. Konon pada malam ini tingkat hunian hotel meningkat, begitupun dengan penjualan alat kontrasepsi. Dengan dalih kasih sayang, para wanita rela melepas virginitasnya pada malam ini. Urut-urutannya mungkin ada yang seperti ini, awalnya sekedar bernyanyi-nyanyi dengan lagu-lagu karaoke. Atau, karena hari masih sore pasangan muda mudi itu jalan-jalan dulu dengan sepeda motor kelilling kota. Setelah itu, orang bisa percaya bisa tidak bahwa apa yang mereka lakukan sudah tidak lagi dibatasi oleh norma-norma agama.
Selain merayakan dengan perzinahan , mereka juga merayakan ritual lainnya dengan alkohol dan obat-obatan terlarang. Kalau begitu dimana rasa cinta & kasih sayang mereka pada diri mereka dan orangtua yang telah berharap banyak pada mereka?, atau inikah potret lumrah remaja di zaman globalisasi ini?. Globalisasi ataukah GOBLOKLISASI ?.
Menjelang detik-detik perayaan Valentine di 2009 ini, ingatanku tentang Jakarta makin menguat. Jakarta adalah ibukota Muslimin terbesar di dunia ini (sayangnya panggung dzikir dan shalawat masih kalah sama panggung-panggung musik), dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia tingkat kemaksiatan di kota ini paling tinggi, tapi Alhamdulillah bencana sekaliber tsunami dan gempa bumi tidak terjadi di ibukota Muslimin terbesar di dunia ini. Menurut salah seorang dai berdakwah di Jakarta, hal ini terjadi karena di Jakarta banyak terdapat majelis dzikir dan shalawat sehingga inilah benteng dari kemurkaan ilahi.
Read More..

Keberadaan Alien


وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَثَّ فِيهِمَا مِن دَابَّةٍ وَهُوَ عَلَى جَمْعِهِمْ إِذَا يَشَاء قَدِيرٌ
Artinya : “di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.” (QS. Asy Syuraa : 29)
Ayat ini merupakan dalil kekuasaan Allah swt didalam penciptaan langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada didalamnya.
Al Qurthubi menyebutkan pendapat Mujahid terhadap makna dari “dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya.” Termasuk didalamnya adalah malaikat dan manusia.. Allah swt juga berfirman :
وَيَخْلُقُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
Artinya : “dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (QS. An Nahl : 8)
Adapun al Farro mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ayat itu adalah makhluk-makhluk melata yang ada di bumi bukan di langit seperti firman Allah swt :
Artinya : “dari keduanya keluar mutiara dan marjan.” (QS. An Nahl : 22)
Sesungguhnya (keduanya itu) keluar dari air yang asin bukan dari air yang tawar. Abu ‘Ali mengatakan bahwa kemungkinan adalah “dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan di salah satu dari keduanya” dengan dihilangkannya kata tempat bersandarnya kata berikutnya, (seperti) firman-Nya “dari keduanya” (QS. An Nahl : 22) maksudnya adalah “dari salah satu dari keduanya”. (al Jami’ li Ahkamil Qur’an juz XVI hal 350)
Tentang ayat ini Sayyid Qutb mengatakan bahwa kata-kata “dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya”... bahwa kehidupan hanyalah di bumi ini saja—tinggalkanlah olehmu bahwa di langit terdapat kehidupan yang lain yang kita tidak mengetahuinya—sebagai salah satu tanda kebesaran-Nya. Hal itu adalah rahasia yang tidak tampak tabiatnya oleh seorang pun terlebih lagi menyaksikan perkembangannya. Ia adalah rahasia yang masih samar-samar dan tidak diketahui oleh seorang pun dari mana ia datang , bagaimana kedatangannya dan bagaimana dia hidup !
Setiap upaya yang dikeluarkan untuk suatu riset tentang sumber dan tabiatnya akan mengalami kebuntuan, tertutupi oleh berbagai tirai dan penghalang. Berbagai riset hanya terbatas pada perkembangan suatu kehidupan—setelah adanya kehidupan—jenis-jenis dan fungsi-fungsinya. Didalam ruang lingkup pandangan yang terbatas ini maka terjadilah berbagai pendapat dan teori. Adapun segala sesuatu yang dibelakang ‘tirai’ maka ia akan selamanya menjadi rahasia yang tersembunyi yang tidak bisa dilihat oleh mata dan tidak bisa dijangkau oleh akal.. sesungguhnya itu menjadi urusan Allah swt, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah swt.
Berbagai kehidupan tersebar di setiap tempat, di permukaan bumi, di dasar lautan dan di luar angkasa—janganlah anda berfikir akan adanya kehidupan di langit—demikianlah kehidupan-kehidupan yang tersebar yang tidaklah diketahui oleh manusia kecuali sedikit sekali dan tidaklah mampu ditembus oleh akalnya dengan berbagai sarana yang terbatas kecuali sedikit sekali. Makluk-makhluk hidup yang melata yang ada di langit dan di bumi ini seluruhnya dikumpulkan Allah kapan saja Dia kehendaki dan tidak ada satu pun darinya yang hilang maupun lenyap ! (Fii Zhilalil Qur’an juz V hal 3158)
Kata dabbah adalah segala sesuatu yang merangkak atau merayap baik dari hewan yang berakal maupun yang tidak berakal sebagaimana firman Allah swt,”dan Allah telah menciptakan semua dabah dari air, Maka sebagian dari mereka ada yang berjalan di atas perutnya.” Kata-kata faminhum (sebagian dari mereka) menunjukkan bahwa ia termasuk yang berakal dan tidak berakal karena jika yang dimaksudkan yang tidak berakal maka kata yang digunakan adalah faminha atau faminhunna.
Kemudian Allah swt mengatakan “ada yang berjalan di atas perutnya.” Walaupun asalnya adalah tidak berakal karena ia disebutkan bersamaan dengan kelompok yang lain maka kata yang digunakan adalah man (siapa) sehingga maknanya setiap yang bernyawa adalah dabbah. Dan firman Allah swt,”..nisacaya Dia tidak akan meninggalkan diatasnya (bumi) satu dabbah pun.” Ada yang mengatakan bahwa dabbah dari golongan manusia dan jin dan segala sesuatu yang berakal.
Jika dikatakan rojulun dabub wa daibuubun nammam artinya orang yang berjalan dengan selalu berbuat namimah (mengadu domba) antar kaum. Jika disebutkan daibuub adalah bentuk plural baik untuk laki-laki maupun perempuan dari pola fa’iuul dari dabiib.. sebagaimana sabda Rasulullah saw,”Tidaklah masuk surga daibuub...`” (Lisanul Arab juz I hal 369)
Dari makna bahasa tersebut dapat disimpulkan bahwa kata dabbah digunakan untuk makhluk hidup yang merangkak, merayap, berjalan atau yang sejenisnya baik yang tidak berakal seperti hewan maupun yang berakal seperti manusia dan jin.
Dan seandainya yang dimaksud dengan kata alien adalah makhluk hidup yang merangkak, merayap, berjalan, terbang atau yang sejenis di luar angkasa selain manusia atau sejenis manusia maka keberadaan mereka semua dan hakekatnya hanyalah Allah yang mengetahuinya dikarenakan keterbatasan akal manusia dibandingkan rahasia alam yang sedemikian luas dan megahnya selama tidak ada dalil yang menjelaskannya.
Didalam Al Qur’an yang sering disebut oleh Allah swt tentang makhluk yang ada di langit hanyalah malaikat adapun yang selainnya hanyalah Allah yang mengetahuinya, seperti firman Allah swt :
وَيَوْمَ يُنفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَمَن فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَن شَاء اللَّهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ
Artinya : “dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, Maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” (QS. An Naml : 87)
Ath Thobari mengatakan bahwa maksud dari “maka terkejutlah segala yang di langit” adalah dari golongan malaikat ‘dan segala yang ada di bumi’ adalah dari golongan jin, manusia dan setan dari dahsyatnya apa yang mereka saksikan pada hari itu. (Ath Thobari juz XIX hal 504)
Adapun apabila yang dimaksud dengan alien adalah manusia lain atau sejenis manusia yang memiliki kecerdasan atau kepandaian jauh diatas manusia yang ada di bumi maka hal ini bisa dilihat dari dua sisi :
1. Sisi tempat tinggal atau kediamannya.
Didalam Al Qur’an, Allah swt menyebutkan bahwa tempat yang bisa didiami dan telah dipersiapkan dengan segala fasilitasnya untuk kehidupan dari mulai manusia pertama Adam as hingga manusia di akhir zaman nanti hanyalah bumi. Mereka dilahirkan, hidup, berkembang biak, memiliki peradaban dan kemajuan hingga kematian dan akhir kehidupan mereka hanyalah di bumi.
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا وَسَلَكَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَاء مَاء فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّن نَّبَاتٍ شَتَّى
كُلُوا وَارْعَوْا أَنْعَامَكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّأُوْلِي النُّهَى
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى
Artinya : “yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal. dari bumi (tanah) Itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.” (QS. Thaha : 53 – 55)
Ibnu Katsir mengatakan bahwa makna “. dari bumi (tanah) Itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.” Yaitu dari bumi asal kalian, sesungguhnya bapak kalian Adam as berasal dari tanah dari permukaan bumi “dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu” yaitu dan kelak engkau akan kembali menjadi tanah apabila kalian mati “Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain” yaitu dan dari tanah itu pula Kami akan mengeluarkan kalian sekali lagi.
Disebutkan didalam sebuah hadits bahwasanya Rasulullah saw menyaksikan jenazah dan tatkala mayat itu dimakamkan, beliau mengambil segenggaman tanah dan melemparkannya kedalam kubur kemudian mengatakan,’Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikanmu’ kemudian beliau mengambil tanah yang lain dan mengatakan,’dan kepadanya (tanah) Kami akan mengambalikanmu’ kemudian dia mengambil lagi tanah yang lainnya dan mengatakan,’dan dari inilah (tanah) Kami akan mengeluarkanmu sekali lagi.” (Tafsir Ibnu Katsir juz V hal 298 – 299)
قَالَ اهْبِطُواْ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ
قَالَ فِيهَا تَحْيَوْنَ وَفِيهَا تَمُوتُونَ وَمِنْهَا تُخْرَجُونَ
Artinya : “Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan". Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.” (QS. Al A’raf : 24 -25)
Ibnu Katsir menyebutkan bahwa para ulama mengatakan maksud dari perintah Allah “Turunlah kamu sekalian” adalah Adam, Hawa, Iblis dan Ular—yang menjadi sekutu iblis saat memasuki surga, pen—akan tetapi sebagian ulama lainnya tidak menyebutkan ular didalamnya, wallahu a’lam.
Ibnu Katsir juga menyebutkan bahwa makna dari “dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan" adalah menetap, membangun dan memakmurkan hingga waktu yang telah ditentukan, dan hal itu sudah dituliskan, ditentukan ketetapannya dan digariskan didalam Kitab Pertama (Lauh Mahfuzh, pen). Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna mustaqorrun adalah kuburan, dan dari beliau juga maknanya adalah permukaan dan dasar bumi, keduanya diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim.
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى
Dan firman-Nya, “dan Allah berfirman: ‘Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.” Adalah seperti firman-Nya,” dari bumi (tanah) Itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.” (QS. Thaha : 55)
Di ayat ini Allah mengabarkan bahwa Dia swt menjadikan bumi sebagai tempat kediaman anak-anak Adam selama hidup di dunia, di atas bumi ini kehidupan, kematian dan kuburan mereka dan dari bumi ini pula kebangkitan mereka pada hari kiamat yang pada hari itu Allah mengumpulkan seluruhnya dari yang awal hingga yang akhir dan memberikan ganjaran atas setiap amalnya.” (Ibnu Katsir juz III hal 399)
2. Kecerdasan dan kepandaiannya yang melebihi akal manusia.
Apabila ada yang mengatakan bahwa mereka (alien) tersebut memiliki kecerdasan diatas kecerdasan yang dimiliki manusia maka hal ini sulit diterima menurut dalil-dalil Al Qur’an, sebagaimana firman Allah swt :
Artinya “dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. Al Baqoroh : 31 – 32)
Hingga pada ayat ke-34 di surat Al Baqoroh ini, Allah swt memerintahkan kepada seluruh malaikat dan iblis untuk bersujud (memberikan penghormatan) kepada Adam as atas kecerdasan yang dimilikinya yang merupakan karunia dari Allah swt tersebut.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُواْ لآدَمَ فَسَجَدُواْ إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
Artinya : “dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS. Al Baqoroh : 34)
Namun itu semua adalah diantara rahasia Allah swt di alam ini karena hanya Dialah swt yang mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi yang tidak diketahui oleh seluruh makhluk-Nya baik yang ada di langit maupun di bumi, sebagaimana firman-Nya ;
قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ
Artinya : “Katakanlah: "tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah" (QS. An Naml : 65)
WallahuA’lamhttp://www.eramuslim.com/ustad... -alien.htm
Read More..

Teladan Wanita Karir dalam al-Qur’an

wanita karier dalam islam

Publikasi: Majalah Alia No. 08 Tahun IV, Februari 2007, dengan judul

Apa Tuntunan Islam Mengenai Wanita Bekerja?

Muslimah berkarier? Mengapa tidak. Memang sih, pada prinsipnya wanita muslimah tidak diwajibkan bekerja mencari nafkah. Kewajiban itu ada di pundak suaminya atau –jika belum bersuami- menjadi tanggungjawab ayah atau walinya. Ini sesuai aturan yang tertera dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 233: “Adalah kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada ibu anak-anaknya sewajarnya (bi l-ma'ruf). Ayat lain menegaskan: “Laki-laki adalah qawwamun (pemimpin, penanggungjawab, penjaga) bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka...” (QS an-Nisa 34). Demikian pula sabda Rasulullah SAW kepada para sahabatnya: “Kalian wajib memberi mereka (kaum wanita) makan dan pakaian menurut yang patut” (HR Imam Muslim dari Jabir bin Abdullah ra).
Berkarier di sini maksudnya bekerja di luar rumah. Kita tidak mempersoalkan aktivitas yang dikerjakan tanpa perlu keluar dari rumah, sebab hal ini tentu saja lebih utama, sesuai firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah al-Ahzab ayat 33: "Hendaklah kaum wanita tetap di rumahnya dan janganlah kamu berhias dan bertingkahlaku seperti orang -orang jahiliyah dahulu."
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai kondisi di mana seorang wanita terpaksa mencari nafkah. Hal ini sebenarnya bukan baru dan tidak terjadi di zaman sekarang saja. Simaklah kisah dua putri Nabi Syuaib yang tersebut dalam al-Qur’an surah al-Qashash ayat 23: Maka tatkala ia (Nabi Musa alayhissalam) sampai di sumber air negeri Madyan, dilihatnya sekumpulan orang sedang berebut mengambil air untuk minum (ternak mereka). Dan dilihatnya di belakang kerumunan orang itu, dua orang wanita tengah menambat ternaknya (berdiri menunggu). Berkatalah Musa: "Sedang apa kalian berdua?" Kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu selesai memulangkan (ternaknya). (Kami melakukan pekerjaan ini) karena bapak kami sudah lanjut usia."
Episode singkat di atas menarik dicermati. Dalam ayat tersebut tersirat tuntunan yang mulia tentang bagaimana seorang wanita bekerja di luar rumah. Di sana ada adab dan syariat yang membolehkan wanita bekerja di luar rumah.
Ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita. Dari kalimat ini kita menjumpai adab:
1. Wanita tersebut tidak sendiri melainkan berdua dengan saudara perempuannya dalam hal ini adalah mahramnya. Hal ini juga dipertegas dalam tuntunan Rasulullah saw dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim: Perempuan tidak boleh bepergian kecuali didampingi oleh mahramnya .
2. Menghindari bercampur-baur (ikhtilath) dengan laki-laki non -mahram. Kedua wanita ini lebih mau menunggu lama dan rela mendapat giliran terakhir daripada berdesak-desakan dengan laki-laki (bandingkan dengan kondisi naik angkutan umum di kota-kota besar). Dalam kisah tersebut sangat jelas bagaimana kedua perempuan tersebut menjaga diri mereka dari bercampur baur dengan lelaki yang bukan muhrimnya.
3. Dengan berada di bagian belakang dan menunggu hingga semua lelaki yang sedang meminumkan ternaknya itu pulang terlebih dahulu, kedua wanita mulia itu juga terhindar dari kemungkinan dilihat atau saling memandang (ghadhdhul bashar). Hal ini juga sesuai dengan Al-Qur’an surah An-Nuur : 31 yang berbunyi, „Katakanlah kepada wanita yang beriman ‚Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya“. Begitu juga diriwayatkan oleh Said bin Musayyab bahwa Ali bin Abi Thalib pernah bertanya kepada Fatimah ra tentang bagaimanakah wanita yang baik. Fatimah menjawab: „wanita yang tidak mau melihat lelaki dan tidak mau dilihatnya“.
4. Mesti ada alasan kuat yang menyebabkan seorang wanita boleh bekerja di luar rumah: karena bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya." Di sini dapat kita lihat bahwa seorang muslimah boleh saja bekerja di luar rumah jika seandainya ayah atau suami mereka tidak sanggup lagi untuk menafkahi mereka. Hal ini juga sejalan dengan kisah dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim: Zainab, istri Abdullah bin Mas'ud, berkata: "Pernah ketika aku berada di masjid, aku bertemu Nabi saw. Beliau bersabda: 'Bersedekahlah kalian (hai kaum wanita) meskipun dengan perhiasan kalian!' Sedangkan Zainab sendirilah yang memberi nafkah (suaminya) Abdullah dan anak-anak yatim yang dia pelihara. Zainab berkata: 'Lalu aku pergi menemui Nabi saw. Aku temukan seorang wanita Anshar berada di dekat pintu masuk rumah Nabi saw. dan keperluarmya sama dengan keperluanku. Lalu datang Bilal lewat di dekat kami, maka kami katakan padanya: "(Hai Bilal), tanyakanlah pada Nabi saw, apakah sah bila aku memberikan nafkah kepada suami dan anak-anak yatim yang aku pelihara?" Bilal pun masuk dan menyampaikan pertanyaanku itu kepada Nabi saw. Beliau menjawab: 'Ya, sah, dan baginya dua pahala: pahala kerabat dan pahala bersedekah.'"
5. Terakhir tentu saja boleh bekerja ke luar rumah dengan seizin dan sepengetahuan orang tua, wali atau suaminya. 
Dari uraian ringkas di atas dapat kita simpulkan bahwa berkarier bagi muslimah boleh-boleh saja asalkan tidak keluar dari koridor Syariat Islam seperti tersurat dan tersirat dalam kisah nabi Musa dan kedua putri Nabi Syuaib tadi. Pertama, memenuhi tata cara pergaulan yang Islami, yaitu menghindari hal-hal yang bersifat jahiliyyah seperti bercampur-baur dengan laki-laki asing (ikhtilath), pamer aurat (tabarruj), melembutkan suara dengan maksud memikat hati laki-laki, dan berdua-duaan (khalwat) dengan non-muhrim yang bisa menimbulkan fitnah. Dan kedua, mendapat izin orang tua (kalau belum menikah) atau suami, serta menjaga pandangannya (ghadhdh al-bashar) dan dengan alasan yang tidak bertentangan dengan syariat islam. Wallahu a‘lam.
Frankfurt am Main, 11 November 2006
Terinspirasi dari jurnal  "Wanita Dalam Al-Qur'an".
Read More..

Kamis, 19 Februari 2009

RAHASIA KECERDASAN YAHUDI


Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, "Mengapa Yahudi Pintar?"
Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?
Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.
Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami.
Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.
Stephen bertanya, “Apakah ini untuk anak kamu?”
Dia menjawab, "Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius."
Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya.
Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.
Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan.
Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan.
Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan, “Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),”
ungkapnya.
Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam.
Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk.
Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.
Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka.
Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel.
Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).
Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban.
Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.
Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak.
Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.
Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, “Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!!!” katanya.
Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari.
Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.
Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius.
Apa lagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi.
Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus memperaktekkanya.
Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta!
Anda terperanjat?
Itulah kenyataannya.
Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?
Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina. Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza.
Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak.
Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Quran.
Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. "Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?" demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.
Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur’an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka.
Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.
Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya.
Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal.
Benarkah merokok dapat melahirkan generasi “Goblok!” kata Goblok bukan dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini.
“Lihat saja Indonesia,” katanya seperti dalam tulisan itu.
Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!!
“Hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Ditangga berapakah kedudukan mereka di pertandingan matematika sedunia?
Apakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?” http://sabili.co.id......
Read More..

Keangkuhan Bersumber Dari Ketidaktahuan


Para pakar ilmuwan seperti Newton, Einstein dan yang lainnya setelah mencapai puncak ilmu pengetahuan, mereka masih tetap berpikir dengan penuh rasa hormat dan segan terhadap Sang Pencipta dan alam semesta, mereka semuanya bukan hanya memiliki sikap agung, bermurah hati dan lapang dada dalam menerima kritikan dari orang lain, sikap mereka terhadap orang lain juga semakin rendah hati.
Sebenarnya orang berpengetahuan tinggi di dunia ini, mereka semua mengerti prinsip untuk bersikap rendah hati terhadap orang lain. Hanya mereka yang buta pengetahuan barulah bisa bersikap congkak, sombong; dengan memandang rendah keberadaan dewata yang juga merupakan semacam manifestasi dari kecongkakan dan ketidaktahuan.
Dalam realita kehidupan, tidak sedikit contoh seperti ini. Menurut cerita, pada abad-19, ada seorang pelukis ternama dari Perancis bernama Elie Delaunay (1828-1891), suatu saat dia pergi berlibur ke Swiss, setiap hari memikul rak gambarnya pergi ke semua tempat untuk melukis dan membuat sketsa dari alam.
Suatu hari ketika dia sedang melukis dengan serius di pinggir danau Jenewa, di sebelahnya datang mendekat tiga orang turis dari Inggris, setelah melihat pada lukisannya, mereka lalu menuding-nuding pada lukisan itu dan mengritik sana sini.
Yang satu mengatakan bahwa di sebelah sini kurang bagus, yang lain bilang di bagian yang sana kurang bagus, semua kritikan yang dilontarkan ditampung oleh Delaunay dan satu per satu lukisan itu lalu diperbaiki sesuai kritikan yang diterimanya, dan pada akhirnya masih mengucapkan "Terima kasih" kepada mereka bertiga.
Keesokannya, Delaunay sedang ada urusan pergi ke tempat lain, di stasiun kereta api, dia berjumpa lagi dengan ketiga orang yang kemarin bertemu di pinggir danau itu, mereka sedang kasak-kusuk mendiskusikan sesuatu.
Sejenak kemudian, ketiga orang turis dari Inggris itu juga melihat dia, mereka lalu datang menghampiri Delaunay dan bertanya, "Tuan, kami mendengar kabar bahwa pelukis besar Delaunay sedang berlibur di sini, maka kami bermaksud mengunjunginya. Tolong tanya apakah Anda tahu dia sekarang berada dimana?".
Delaunay berdiri agak membongkok menghadap ke mereka dan menjawab, "Sungguh tidak patut saya menerima segala ini, saya adalah Delaunay." Setelah mendengar ucapan ini, ketiganya menjadi sangat terkejut, teringat ketidak-sopanan mereka kemarin, wajah mereka menjadi merah dan satu persatu pergi meninggalkan tempat itu.
Berbalikan dengan contoh di atas, di Jepang saya juga pernah menjumpai seorang anak muda yang berparas menawan, tetapi berwatak pongah dan congkak.
Walaupun dia lulus dari universitas ternama dan bekerja di sebuah perusahaan yang ternama pula, tetapi beberapa kali, saat diperkenalkan untuk dijodohkan selalu ditolak oleh pihak perempuan. Ibunya sangat cemas, karena ingin mengetahui duduk permasalahannya ada dimana, ia lalu mempercayakan saya untuk berdiskusi dengan anak laki-laki-nya itu.
Setelah melalui suatu perbincangan dengannya, saya segera mengetahui dan memahami sebab dari penolakan para perempuan yang diperkenalkan kepada dia. Yaitu dia selalu menganggap dirinya sendiri paling hebat, perkataan yang dilontarkan penuh dengan kecongkakan dan rasa ingin mengunggulkan diri. Dia tidak mengetahui bahwa kesombongan itu menandakan ketidaktahuan, dengan bualan dan omongan kosong hanya ingin untuk mengambil hati perempuan, akhirnya malahan mendatangkan antipati dari para perempuan itu.
Walaupun Anda seorang yang memiliki bakat yang menonjol, jikalau Anda merasa sombong karena memiliki kemampuan, dan tiada henti-hentinya menyombongkan diri, maka kemampuan yang Anda miliki itu hanya bisa membawa kesedihan bagi Anda sendiri.
Seseorang yang hanya ingin membual untuk menarik kepercayaan dari orang lain, tidak peduli dia memiliki kemampuan yang sesungguhnya atau tidak, juga tidak peduli dia memiliki kedudukan yang seberapa tinggi, pada akhirnya juga akan mengungkapkan kekurangan dirinya sendiri karena over actingnya itu.
Sebaliknya, orang yang sangat berbakat tetapi terlihat bodoh acapkali membawakan kekaguman kepada orang lain, orang yang sopan dan rendah hati selalu akan membuat orang lain memuji dan menaruh hormat, dan orang yang congkak dan pongah, oleh karena ketidak-tahuannya mudah menjadi bahan tertawaan orang di seluruh dunia. (The Epoch Times/lin)
Read More..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...